Dan hujan pun berhenti...
June 17, 2012“kamu mau bunuh diri?”
“ya, asal tidak hujan...”
Sebuah novel yang menurut gue... AH! Ga bisa dijelasin dengan kata2! Mendadak speechless gue. Mulai dari mana ya? Dari cover? Oke.
Awalnya gue nyari2 novel yang keren buat baca. Gue liat cover dari novel karangan Farida Susanty ini sangat menarik. Kenapa? Ya, karena simpel banget. Dengan design warna hitam (gue suka hitam), ditengahnya ada gambar ‘teru-teru bozu’ yang digantung.
Lanjut, gue baca sinopsis di cover belakang novel.
“kamu mungkin tidak akan bisa mengerti Leo yang tidak percaya pada siapa pun di dunia ini. tapi mungkin Spiza, gadis yang mencoba bunuh diri disekolahnya, bisa”
Dari kata2 itu aja, gue udah bisa menyimpulkan kalo ini novel pasti bagus banget ceritanya. Gue ambil, ya beli.
Gue buka novel nya. Gue buka lembaran pertama. Lanjut... Lanjut... dan nemuin bab pertama. Di awal, pasti orang2 yang baca novel ini bingung setengah mati. Kenapa? Karena bahasanya yang lumayan sulit dimengerti. Gaya bahasa pengarang sangat bagus. Gue takjub. Tapi, setelah lanjut dan lanjut, gue ngerti alur-nya, gue ngerti sudut pandang yang di pake dalam cerita itu gimana. Gue ngerti tujuannya.
Gue tau apa nasehat yang dikandung dalam cerita. Gue jadi tau, apa itu makna kehidupan, apa makna persahabatan, cinta, kasih sayang, dan orang tua. Dengan catatan, setelah membaca keseluruhan isi novel. Artinya baca sampe tamat. Semakin gue baca, semakin gue bingung, semakin gue penasaran akan akhir cerita. Bener2, akhir cerita yang ga di duga. Ga pernah bisa menebak apa akhir cerita.
Oke, cerita nya gini, ada seorang anak bernama Leostrada, biasa di panggil Leo. Dia korban ‘broken home’. Korban penghianatan. Penghianatan kedua orang tua. Penghianatan oleh seseorang yang sebenarnya sudah dianggapnya sebagai teman dekat, Iris. Iris adalah orang yang selalu sabar menghadapi Leo. Meski Leo membentak atau mengusirnya, Iris tetap berkata lembut kepada Leo. Jika Leo ada masalah dengan orang tua nya, Iris-lah tempat dia pulang. Iris-lah yang selalu ada untuknya. Tapi, suatu ketika, Iris marah padanya. Iris ingin menjauhi Leo. Dan hidup Iris berakhir ketika ditabrak oleh sebuah mobil. Iris tiada. Leo merasa dia dihianati oleh Iris. Semenjak itu Leo menganggap semua orang sama. Semua orang selalu munafik. Penghianat.
Spiza, adalah anak yang ditemui Leo di bawah pohon ketika dia dihajar oleh Tyo, musuhnya. Leo memang hobi sekali berkelahi. Spiza menggantungkan ‘teru-teru bozu’ ke pohon. Katanya, dia mau bunuh diri kalau hujan berhenti. Ternyata itu benar, Leo menemukan Spiza di toilet sekolah dengan tangan yang penuh darah. Spiza mencoba bunuh diri. Tetapi akhirnya Spiza terselamatkan. Spiza depresi. Dia ingin sekali bunuh diri. Kenapa? Karena dia-lah orang yang menabrak Iris.
Awalnya Leo tidak mengetahui bahwa Spiza adalah orang yang menabrak Iris. Leo, bisa dibilang sudah jatuh hati kepada Spiza. Hingga suatu hari Leo mengetahui bahwa yang menabrak Iris adalah Spiza. Leo sangat marah. Karena Spiza udah menyebabkan Iris-nya tiada. Leo sangat membutuhkan Iris. Spiza akhirnya meminta maaf kepada Leo dengan cara yang dia bisa. Bahkan Spiza ingin bunuh diri juga karena rasa bersalahnya telah menabrak Iris dan menyebabkan Iris meninggal.
Masalah tidak berhenti sampai disitu. Sahabat Leo juga berhianat kepadanya. Orang tua Leo, okasan dan otosan-nya yang sudah lama ingin mencari kehidupan masing-masing, akhirnya bunuh diri. Okasan Leo menembaki suaminya tepat mengenai dada. Sementara Okasan-nya sendiri menembaki kepalanya dan meninggal. Ayah Leo masih hidup.
Singkat cerita, ayah Leo tidak lagi seperti dulu. Sudah berubah. Ayah Leo bukan lagi yang suka memukuli anak2nya. Tetapi sudah jauh lebih baik. Sedangkan Spiza? Spiza awalnya pergi keluar kota untuk bisa melupakan Leo. Tapi Leo sudah bisa memaafkan Spiza. Akhirnya Spiza dan Leo ga bermusuhan lagi. Leo, Iris, Spiza. Ya, Spiza adalah pengganti Iris, bagi Leo.
Sinopsis disini memang ga nunjukin gimana klimaks-nya, gimana epilog. Coba deh, baca sendiri novelnya. Pasti speechless. Leo, karakternya adalah orang yang mudah emosi, egois juga sih. Tapi sebenarnya disekelilingnya banyak sekali orang2 yang menyayanginya. Cuma, Leo-nya aja yang ga sadar akan hal itu.
Tema novel ini emang ‘dark’ banget. Cocok sama karakter Leo yang mudah emosi, egois, kerjaan berantem mlulu. Dikit2 berantem. Dikit2 marah. Pengarang, dengan gaya bahasanya bisa membawa pembaca hanyut dalam pikiran tentang Leo. Hanyut dalam karakter Leo. Ketika Leo emosi, jujur, gue juga ngerasa emosi. Haha
Dua jempol deh buat novel yang satu ini ! ;)

2 comments
keep writing ya!!
ReplyDeletesalam blogger :D
thanks :)
ReplyDeletesalam blogger