Aidil Akbar Walsya, dalam Kenangan...
October 08, 2013
Aidil, begitu sapaan akrab teman-teman di kampus kepadanya. Mahasiswa
jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi UA, sekaligus anggota MAPALA UA (MU 237
Bnr.) ini, telah menjadi seseorang yang akan selalu dikenang untuk selamanya.
Aidil Akbar Walsya, 1110532003. Banyak yang tidak menyangka bahwa dia akan
pergi secepat ini...
Innalillahiwainnailaihi roji’un...
Senin, 7 Oktober 2013, jasad Aidil akhirnya ditemukan oleh
rekan-rekan Mapala UA. Semenjak kejadian air bah 28 September 2013 lalu, di sungai
Patamuan, Batu Busuk, Pauh, Aidil dinyatakan menghilang. Sebelumnya, Aidil dan
5 orang rekan Mapala UA menyeberangi sungai tersebut untuk kembali pulang ke
sekretariat Mapala UA setelah melakukan survey untuk lokasi Pelatihan Dasar
Mapala. Namun naas, baru 1 meter menyeberangi sungai, air bah datang dengan
tiba-tiba dan menghanyutkan 6 orang rekan Mapala UA. 5 diantaranya meninggal
dunia. Dan semenjak hari itu pula lah Aidil menghilang. Hingga pencarian telah
dilakukan kesana kemari oleh tim SAR, rekan-rekan Mapala UA, teman, sanak
saudara, keluarga, akhirnya Aidil ditemukan hari senin kemarin pukul 12.05 WIB.
Menurut informasi yang di dapat, Aidil ditemukan di dasar
sungai Batang Kuranji sekitar 100 meter dari jembatan Siteba dalam posisi
bersujud, tertimbun pasir. Subhanallah...
Diduga, arus sungai malam sebelumnya yang deras akibat hujan
menyebabkan pasir terkikis dan Aidil bisa ditemukan. Jjenazah Aidil dikeluarkan
dari pasir oleh anggota Mapala UA. Usai ditemukan, jenazah Aidil langsung
dibawa ke rumah sakit M. Djamil Padang untuk di otopsi. Setelah itu, di lepas
secara resmi di Auditorium UA dalam sebuah upacara yang dipimpin langsung oleh
rektor UA.
suasana auditorium UA ketika upacara pelepasan Aidil
Pukul 15.30 jenazah
Aidil dibawa kerumah duka, yang beralamat di Mandiangin, Bukittinggi. Begitu
banyak orang yang menghantarkan Aidil. Dari sanak saudara dan keluarga,
rekan-rekan mapala, serta dari keluarga besar Akuntansi sendiri.
Aidil Akbar Walsya, nama yang begitu akrab di telinga saya
beberapa bulan terakhir. Berbicara tentang Aidil, dia adalah sosok teman yang
sebenarnya sangat mempunyai kepedulian yang tinggi. Namun, bisa diakui bahwa
Aidil sendiri tidak terlalu dekat dengan teman-teman satu jurusan. Melainkan lebih
akrab dengan keluarga Mapala UA. Memandangnya di kelas, saya pikir dia adalah
sosok yang pendiam dan tidak banyak bicara. Tapi, pernyataan saya ternyata
salah. Rekan-rekan Mapala sendiri mengakui bahwa Aidil adalah teman yang heboh,
seru, ramah, dan mudah tersenyum.
Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 30 Juli 2013, Aidil
datang di acara buka bersama Akuntansi angkatan 2011. Jujur, saya terkesima. Karena
Aidil bisa dibilang jarang sekali mengikuti acara-acara di jurusan. Haady
Kurniawan, sebagai Komting Akuntansi 2011 UA, sangat mengapresiasi kehadiran
dari Aidil. Hari itu Haady berharap hendaknya Aidil bisa terus mengikuti
acara-acara di jurusan agar lebih mengakrabkan sesama teman angkatan di
akuntansi. Namun harapan tinggal harapan... karena Aidil tidak lagi bisa
berkumpul bersama teman-teman disini...
Tidak menyangka, itu terjadi 2 bulan yang lalu, sebelum kepergian
Aidil. Meski terbilang baru mengenal, saya rasanya masih tidak percaya bahwa
teman yang pada semester 5 ini mengambil 4 mata kuliah yang kelasnya sama
dengan saya, telah tiada. Seminggu sebelumnya dari tanggal 28 oktober 2013,
saya masih melihatnya melintas di depan mata datang ke kelas dan memilih tempat
duduk. Hari jumat, 27 oktober 2013, di kelas Kewirausahaan, dosen masih
berbincang dengannya tentang bisnis yang dijalani. Ya, umur kita siapa yang
tahu? Kapan saatnya kita berhenti menjalani kehidupan di dunia, tidak ada yang
tahu kecuali Dia, Penguasa Alam Semesta, Allah SWT.
Dari kejadian ini banyak hikmah yang dapat kita ambil. Ikhlaskan
Aidil, doakan agar teman kita mendapat tempat yang terbaik disisi Allah SWT. Semoga
amalan yang telah diperbuat dapat diterima oleh Allah, keluarga yang
ditinggalkan juga diberikan ketabahan. Aamiin Ya Rabbal’alamin...
Selamat jalan kawan, Aidil Akbar Walsya.



0 comments